Model sebagai noun
dapat diartikan sebagai representasi atas struktur yang dicoba untuk
diproyeksikan. Sebagai adjective
model mengandung pemahaman sebagai kesempurnaan atau idealisasi atas suatu
gagasan, sementara sebagai adverbia
model mengacu pada pengertian ‘memperagakan’ atau menunjukkan serta menampilkan
apa yang dipresentasikan. Bell (dalam Basuki 2011). Berdasarkan hal tersebut
model dalam konteks ilmiah mengacu pada konotasi sebuah acuan atau pola/tiruan
dari suatu yang akan dibuat, dan merupakan kesempurnaan atau idealisasi atas
suatu gagasan, yang dimaksudkan untuk ‘memperagakan’ atau menunjukan serta
menampilkan apa yang dipresentasikan.
Sementara itu, menurut Mills (dalam Sudrajat dalam
Basuki, 2011). Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual
yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba berdasarkan model
itu. Berdasarkan strukturnya, model juga memiliki tiga tipe, yaitu: (1) tipe
ikonik yang berupaya mendeskripsikan ciri fisik yang digambarkan. (2) tipe
analog, yaitu tipe model yang berupaya memberikan perbandingan yang menyerupai
benda yang dibandingkan. (3) tipe simbolik berupaya menggambarkan fakta faktual
melalui sistem simbol Hourton (dalam basuki, 2011:24).
Lebih lanjut Hourton juga membedakan model atas tipe static dan tipe dinamik.
Model static adalah tipe model yang mengabaikan pengaruh variable waktu,
sedangkan model dinamis adalah tipe model yang mempertimbangkan pengaruh
variable waktu, hourton (dalam basuki, 2011).
Menurut Janali (dalam Waluyo dalam Basuki, 2011) ada
tiga tipe pengembangan model yaitu model teoritik, model konseptual, model prosedural. Model teoritik adalah model yang
menggambarkan kerangka berpikir yang didasarkan pada teori-teori yang relefan
dan didukung data empirik. Model konseptual bersifat analitis yang menyebutkan
komponen-komponen produk dan menunjukan hubungan antar komponen. Sedangkan
model procedural adalah model yang bersifat deskriptif, berupa langkah-langkah
yang diikuti untuk mencapai hasil.
Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk
secara teoritik-konseptual, prosedural-metodologis,
maupun praktik-empirik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Bompa bahwa model adalah suatu tiruan,
suatu tiruan dari yang aslinya, mengatur bagian khusus suatu fenomena yang
diamati atau diselidiki. Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu yang
ideal, dan meskipun keadaan abstrak ideal diatas adalah kenyataan yang
kongkrit, itu juga menggambarkan sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, suatu
peristiwa yang akan dapat diperoleh.
Suatu model mempunyai kekhususan untuk setiap perorangan
atau tim. Suatu model latihan akan memperhatikan beberapa faktor lain, potensi
dan fisiologis atlet, fasilitas, dan lingkungan sosial. Dari pendapat tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa model adalah suatu bentuk tiruan dari aslinya
dengan tujuan memperoleh sesuatu yang ideal dengan memperhatikan faktor potensi
fisiologis, fasilitas, dan lingkungan sosial.
Terima kasih atas bahan materi di atas...
BalasHapusakan tetapi bisakah saya meminta mengenai Model Pembelajaran Galperin ?