1.
Model Pengembangan
Pengembangan
atau yang sering disebut sebagai penelitian pengembangan dilakukan dengan maksud menjembatani jurang
yang terbentang cukup lebar antara penelitian dan praktek. Degeng (2002:1)
menyimpulkan arti dari penelitian pengembangan yaitu “penelitian ilmiah yang
menelaah suatu teori, model, konsep, atau prinsip, dan menggunakan hasil telaah untuk
mengembangkan suatu produk”.
Penelitian pengembangan
tidak selalu mengembangkan produk baru, bisa dengan menyempurnakan produk yang
telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian pengembangan selalu
diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan
menggunakan suatu produk tertentu. Model pengembangan yang digunakan
peneliti adalah model pengembangan (research and development) Borg and
Gall (1983:775). Adapun langkah-langkahnya yaitu:
a. Research
and information collecting (Studi
pendahuluan)
b. Planning
(Perencanaan)
c. Develop
preliminary form of product (Pengembangan
rancangan produk awal)
d. Preliminary
field testing (Uji
lapangan awal)
e. Main
product revision (Revisi
produk awal)
f. Main
field testing (Uji
lapangan utama)
g. Operational
product revision ( Revisi
produk kedua)
h. Operational
field testing ( Uji
kelompok)
i.
Final Product Revision ( Revisi produk akhir)
j.
Dissemination and implementation (Diseminasi dan implementasi)
2.
Prosedur Penelitian Pengembangan
Sepuluh
langkah pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall
ada beberapa tahapan yang dilaksanakan oleh peneliti, dengan pertimbangan
waktu, tenaga, dan biaya yang terbatas untuk menghasilkan produk pengembangan. Untuk mengetahui peningkatan
dari hasil penerapan pengembangan produk, maka peneliti melakukan eksperimen
terhadap produk. Berikut contoh diagram alur pengembangan.
a.
Tahap Pertama (Analisis
kebutuhan)
Analisis
kebutuhan meruapakan suatu langkah awal dalam suatu penelitian yang memiliki
karakteristik berbasis masalah dan memunculkan solusi untuk mengatasi suatu masalah
tersebut. Untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian, analisis kebutuan sangat penting dilakukan.
Borg dan Gall (1983:753) “ menyimpulkan bahwa analisis kebutuhan merupakan
pengumpulan informasi awal terhadap perbedaan kondisi yang ada dilapangan dan
kondisi yang diinginkan, untuk kebutuhan pemecahan masalah yang ada.” Informasi
awal yang dibutuhkan merupakan hal yang sangat penting sebagai awal penemuan
terhadap masalah yang akan dijadikan sebagai perhatian utama dalam penelitian.
Analisis kebutuhan sebagai suatu cara pengumpulan informasi awal dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Analisis kebutuhan juga merupakan cara
untuk mengetahui tentang segala materi yang dibutuhkan dalam penelitian.
Informasi awal dilapangan sangat diperlukan dalam penelitian pengembangan
karena merupakan gambaran nyata kondisi yang ada dan sebagai suatu bahan kajian
untuk ditemukan suatu kekurangan atau kelebihan dari suatu hal.
Analisis kebutuhan merupakan bagian dari
langkah-langkah yang digunakan untuk mengetahui produk yang dikembangkan,
dibutuhkan atau tidak oleh subyek, analisis kebutuhan dalam penelitian ini dilakukan
dengan Intervieu bebas terpimpin dan
rasionalisasi masalah oleh peneliti.
b.
Tahap Kedua (pengembangan produk)
1.
Kajian Teori
Mengkaji
secara ilmiah materi yang kita gunakan dalam penelitian dan merupakan pijakan
teoritik untuk mengembangkan produk sebagai hasil penelitian. Tahap selanjutnya
dalam penelitian
ini adalah melakukan kajian terhadap teori yang digunakan untuk mendukung
penelitian. Borg dan Gall (1983:777) menyimpulkan, “kajian teori adalah
pengumpulan informasi pendukung penelitian yang berhubungan dengan perencanaan
pengembangan.” Kajian teori merupakan tahapan untuk mengkaji dan menelaah
secara ilmiah materi yang akan digunakan dengan berlandaskan pada teori-teori
empiris yang ada. Materi dalam penelitian ini adalah temuan masalah di
lapangan, dimana akan dikembangkan produk untuk memberikan solusi terhadap
masalah yang ditemukan sebelumnya pada studi pendahuluan.
2.
Pembuatan Produk Awal
Berdasarkan
analisis kebutuhan sampai pada kajian teoritik yang dipaparkan pada bab II, langkah selanjutnya adalah pembuatan rancangan produk. Pembuatan produk pengembangan ini diawali dengan
pembuatan ruang lingkup produk, adapun isi dalam pengembangan produk ini meliputi:
Bab 1: Pendahuluan
Bab
2: Kajian Teori.
Bab
3: Model latihan
Bab 4: Penutup.
Pemilihan teori-teori tersebut dilakukan peneliti dengan didasarkan
pada logika berfikir empiris. Dalam penyusunan kajian teori dapat digunakan
bentuk-bentuk penalaran yang dapat menunjukkan alur pola berfikir yang logis. Penulisan
kajian teori dalam penelitian ini menggunakan penalaran deduktif. Winarno (2007:2) “Penalaran deduktif
dimulai dari hal-hal yang bersifat umum dan menuju ke hal-hal yang khusus.” Hal
yang cukup luas atau cukup besar cakupan bahasannya dikaji terlebih dahulu
sehingga nanti akan mengerucut pada hal yang lebih khusus. Peneliti menggunakan
penalaran deduktif dalam penyusunan kajian teori dengan mengungkap kajian
terhadap olahraga hingga tinjauan yang mendukung terhadap penelitian yang
disusun. Hal ini relevan dengan prosedur serta teori yang menjadi landasan dan
dapat menunjukkan alur berfikir dari peneliti yang logis.
3. Evaluasi Ahli
Tahap selanjutnya adalah evaluasi dari
para ahli untuk kesempurnaan pembuatan produk yang dalam hal ini adalah model
latihan beban dalam bolavoli. Borg
dan Gall (1983:781) menyimpulkan, “Uji coba dengan evaluasi pakar adalah untuk
mengetahui rancangan produk awal dapat di uji coba lapangan.” Sebelum produk
hasil pengembangan awal diuji coba lapangan, maka harus dilakukan evaluasi
untuk kelayakan substansi yang akan diuji cobakan, sehingga diperoleh tingkat
validitas baik internal maupun eksternal yang cukup layak dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Pelaksanaan evaluasi ahli ini untuk
memperoleh tanggapan dan masukan dari para ahli untuk kesempurnaan pembuatan. Pelaksanaan
evaluasi ahli ini menggunakan instrumen sebagai alat evaluasi terhadap produk
pengembangan. Instrumen yang digunakan untuk uji coba dengan evaluasi ahli
adalah dengan menggunakan kuisioner campuran dimana terdiri dari pertanyaan
dengan jawaban tertutup (ditentukan sebelumnya), dan jawaban terbuka (jawaban
langsung dari narasumber). Hasil review
dari evaluasi ahli terdiri dari data kuantitatif untuk hasil evaluasi dengan skala likert dan data kualitatif untuk
hasil evaluasi dengan pertanyaan dengan jawaban masukan dari narasumber.
4.
Revisi Produk
Produk
direvisi sesuai dengan masukan dari para ahli untuk selanjutnya diuji coba pada
kelompok kecil.
5.
Uji Coba Tahap I
(kelompok kecil)
Tahapan
yang dilakukan dalam
uji coba kelompok kecil adalah dengan melibatkan
subyek penelitian. Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari persetujuan para ahli
terhadap model yang dikembangkan. Borg dan Gall (1983:782) menyimpulkan, “Tujuan dari uji
coba kelompok kecil adalah untuk mengetahui hasil produk pengembangan
yang baru dalam skala yang kecil.” Hasil dari uji coba ini merupakan
representasi kelayakan dan keberterimaan produk yang dikembangkan.
6.
Revisi Produk
Setelah uji
coba kelompok kecil, maka dilakukan revisi dari akhir uji coba yang dilakukan
sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan.
7.
Uji coba Tahap II
(kelompok besar)
Uji coba
tahap II (kelompok besar) dimaksudkan untuk mencari saran dan penilaian dari subjek berkaitan dengan isi model. Uji coba kelompok besar melibatkan lebih banyak jumlah subyek penelitian. Tahapan ini sebagai
tindak lanjut dari pelaksanaan uji coba terbatas terhadap model latihan yang
dikembangkan. Borg dan Gall (1983:783) menyimpulkan, “uji coba luas ditujukan
untuk memutuskan bahwa produk pengembangan telah sesuai dan layak dengan tujuan
yang ingin dicapai.” Uji coba ini untuk mengetahui keberterimaan dan kelayakan
produk secara lebih luas sehingga dapat diuji tingkat efektifitasnya.
8.
Revisi Produk
Setelah uji
coba kelompok besar, maka dilakukan revisi dari akhir uji coba yang dilakukan
sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan.
c.
Tahap Ketiga (Uji Efektifitas Produk)
1.
Eksperimen produk
Eksperimen
dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat efektifitas produk pengembangan
untuk pemanfaatan lebih lanjut. Rancangan eksperimen menggunakan rancangan
pretest dan postest dengan pemilihan kelompok yang di acak (two group pre test and post test design).
Tabel 3.2 Desain uji efektifitas produk
Subjek
|
Pre test
|
Perlakuan
|
Post test
|
R
|
X1
|
Latihan beban
|
X2
|
R
|
X1
|
Latihan
konvensional
|
X2
|
Mekanisme
pelaksanaan uji efektifitas hasil produk pengembangan ini dilakukan dengan
membandingkan dua kelompok untuk kemudian dilihat hasilnya dari hasil pre test dan post tes.
2.
Laporan Hasil Produk Pengembangan
Hasil akhir berupa produk yang telah dihasilkan dari analisis
kebutuhan, evaluasi ahli, uji coba kelompok
kecil, uji kelompok besar, dan hasil eksperimen produk berupa model latihan beban
untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain bolavoli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar