Senin, 29 Juli 2013

Sejarah Bolavoli Dunia

     Permainan bolavoli di Romawi sudah lama dikenal sejak abad pertengahan, dari Italia kemudian permainan ini di bawa ke Jerman tahun 1893 dengan nama Faustball. Lapangan faustball memiliki ukuran 50 X 20 meter, dan sebagai pemisah lapangan dipergunakan tali yang tingginya 2 meter dari lantai. Pada waktu itu bola yang digunakan memiliki keliling 70 cm. dengan jumlah pemain untuk masing-masing regu 5 orang. Cara memainkan faustball dilakukan dengan memantul-mantulkan bola ke udara melewati atas tali (net), tidak ada batasan sentuhan dalam memainkan bola. Bola boleh menyentuh lantai sebanyak dua kali sentuhan.
     Meskipun pada zaman Romawi permainan bolavoli (faustball) sudah lama ada, namun cabang olahraga modern dianggap mulai lahir pada tahun 1895, yang didirikan oleh William C. Morgan, seorang guru pendidikan jasmani dari Young Men Christian Association (YMCA) di kota Hollyoke, negara bagian Massachusettes, Amerika Serikat. Pada awalnya cabang olahraga ini diberi nama Minonette yang kemudian diubah namanya menjadi bolavoli oleh Dr. Alfred T. Halstead dari Springfield, Massachusettes, Amerika Serikat karena pada prinsipnya permainan ini dilakukan dengan cara mem-voli bola melintasi net.
     Peraturan permainan bolavoli muncul pertama kali tahun 1896 dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Peraturan ditentukan 9 innings
2. Setiap inning terdiri dari:
a. Apabila masing-masing tempat ada satu orang pemain, maka setiap regu memiliki hak satu kali service.
b. Akan tetapi apabila masing-masing tempat ada dua orang pemain, maka masing-masing regu memiliki hak tiga kali service.
3. Lapangan permainan memiliki ukuran panjang 16 meter dan lebar 8 meter.
4. Net/jaring berukuran: Panjang 8 meter dan lebar 70 cm.
5. Bola terbuat dari karet yang dilapisi dengan kulit atau kanvas. Keliling bola berukuran 25-27 Inchi (63,5-68,5 cm). Berat bola 11-12 ounches (255-340 gram).
6. Server dan service: Server harus berdiri dengan salah satu kaki di atas garis belakang. Bola harus dipukul dengan tangan (seperti pada service tenis). Bola yang diservice sebelum melewati net, tetapi mengenai kawan seregu, kemudian bola tersebut masuk ke lapangan lawan, maka bola dianggap masuk syah. Akan tetapi apabila bola jatuh diluar lapangan permainan, maka server tidak diberi kesempatan untuk melakukan service yang kedua kalinya.
7. Memperoleh skor: service yang tidak dapat dikembalikan, dan bola dalam permainan yang tidak dapat dikembalikan, maka regu yang melakukan service mendapat nilai. Hanya regu yang melakukan service yang memperoleh nilai.
8. Bola yang menyentuh garis (jatuh di atas garis) dianggap sebagai bola keluar.
9. Setiap pemain boleh menyentuh dan memainkan bola. Bola yang menyentuh diluar lapangan permainan, kemudian jatuh dan masuk di dalam lapangan permainan adalah syah.
Penyempurnaan peraturan permainan terus dilakukan secara kontinyu, dan variasi perkembangan peraturan permainan dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1900: Sistem point mulai berlaku, yaitu 21 point untuk setiap set (satu set).
2. Tahun 1911: Suatu komisi yang terdiri dari ahli-ahli YMCA ditugaskan untuk meninjau kembali peraturan permainan yang sudah ada. Komisi ini berhasil melakukan beberapa perubahan peraturan permainan, satu diantaranya adalah mulai diterapkannya sistem rotasi.
3. Tahun 1917: Sistem 15 point diterima
4Tahun 1918: Jumlah pemain yang berada di lapangan ditentukan enam orang untuk setiap regu. Ukuran tinggi net 2,40 meter.
5. Tahun 1921: Mulai ditentukan lapangan sudah dilengkapi dengan garis tengah.
6. Tahun 1922: Setiap regu diperbolehkan memainkan bola masing-masing 3 X di dalam petaknya sendiri. Telah diselenggarakan kejuaraan antar regu (perkumpulan) YMCA yang pertama kalinya di Brooklyn, New York. Federasi Athletik Amateur meminta agar regu-regu yang berada di luar lingkungan YMCA juga diperbolehkan ikut serta dalam kejuaraan tersebut.
7. Tahun 1923: Ukuran lapangan permainan ditentukan seperti yang ada sekarang, yang berukuran panjang 18 meter dan lebar 9 meter.
8. Tahun 1928: Lahirnya induk organisasi bolavoli Amerika Serikat (The United States Volleyball). Pada tahun yang sama diselenggarakan kejuaraan nasional bolavoli pertama untuk Amerika Serikat.
     Pada awalnya permainan bolavoli dilakukan orang untuk mengisi kegiatan rekreasi para usahawan yang populer di daerah pariwisata di lapangan terbuka pada musim panas di seluruh Amerika. Tahun 1900 Canada merupakan negara diluar Amerika pertama yang menerima olahraga ini. Gerakan internasional YMCA merupakan sarana yang efektif dalam pengembangan popularitas cabang olahraga bolavoli ke seluruh dunia. Permainan ini pertama kali diterima di Kuba tahun 1905, Puerto Riko 1909, Philipina 1910, Uruguay 1912, Cina dan Jepang tahun 1913. Permainan bolavoli mulai dikenalkan ke Eropa oleh tentara Amerika pada saat perang dunia I, dan menyebar ke negara Perancis, Cekoslowakia, Polandia dan Uni Sovyet. Pada waktu itu peraturan permainan yang digunakan setiap negara atau wilayah di seluruh dunia berbeda-beda. Ketika berlangsung Olimpiade tahun 1936 dilakukan pembentukan federasi bolavoli Internasional, tetapi usaha tersebut gagal.
     Di Asia sesuai dengan kondisi penduduknya yang memiliki postur tubuh pendek, maka peraturan permainan sistem timur jauh berkembang selaras dengan keadaan tersebut. Umpamanya tim ini tidak terdiri 6 pemain, melainkan 9 pemain, tinggi net dari ukuran standar dikurangi 6 inchi. Peraturan permainan bolavoli sistem timur jauh (Asia) ini sampai sekarang masih tetap dipergunakan di Jepang, walaupun sistem permainan jenis ini telah kehilangan popularitasnya dibanding dengan permainan yang dimainkan oleh 6 orang. Variasi lain dalam permainan bolavoli juga terdapat di Kalifornia Selatan, Copacabana di Rio de Jainero dan daerah Mediterania di Perancis. Bolavoli Ganda (dua dalam satu regu) yang dimainkan di lapangan terbuka, bukan hanya sebagai rekreasi melainkan memiliki nilai kompetitif yang tinggi.
     Bolavoli berkembang dengan pesat setelah berakhirnya perang dunia II. Kegagalan membentuk federasi bolavoli Internasional tahun 1936 tidak melunturkan niat para perintis bolavoli dunia dan akhirnya cita-cita mendirikan induk organisasi bolavoli dunia terwujud pada tahun 1946, dengan berdirinya International Volleyball Federation (IVBF) yang diprakarsai oleh; Perancis, Uni Sovyet, Polandia, Yugoslavia dan Cekoslawakia.


Selasa, 23 Juli 2013

Program Latihan Bolavoli

Secara etimologi analisis masalah terdiri dari dua kata, analisi dan masalah. Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Suharso dan Ana Retnoningsih (2005)  adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara dan sebagainya). Maslah (Inggris: problem) menurut Wikipedia bahasa Indonesia yaitu  kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Dua faktor tersebut adalah masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan serta masalah disadari “ada“ saat seorang individu menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang ia inginkan.

Penyusunan program latihan bolavoli juga harus diwali dengan melakukan analisis masalah. Analisis masalah bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan atlit bolavoli serta untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan pada setiap atlet. Penyelidikan dalam analisis masalah bisa diketahui menggunakan sejumlah instrumen baik tes maupun non tes yang harus disusun oleh setiap pelatih serta manajemen. Komponen analisis masalah yang harus diketahui sebelum menyusun program latihan adalah karakteristik subjek, kemampuan fisik, kemampuan teknik, kemampuan taktik serta sarana prasarana yang tersedia.
Karakteristik subjek yg harus diketahui pertama adalah latar belakang pemain, sistem rekrutment atlet harus bener-bener diperhatikan, hal ini bisa diketahui dengan cara melakukan wawancara atau angket, selanjutnya yang perlu diketahui adalah antropometri atlet. untuk mengetahui antropometri bisa dilakukan dengan pengukuran. 
Kemampuan fisik sangat penting untuk diketahui sejak awal, karena untuk menentukan program latihan fisik selanjutnya. Kemampuan fisik bisa diketahui dengan menggunakan instrument tes, kemampuan fisik dalam bolavoli yg dominan dan wajib diketahui adalah daya tahan muscular n cardio, kekuatan otot tungkai, lengan, power otot tungkai dan lengan, serta kecepatan dan kelincahan. 
Kemampuan teknik atlet bisa diketahui baik menggunakan tes maupun pengamatan gerak dasar, atau skala proses. teknik dasar yang wajib diketahui untuk data awal adalah, pasing, servis, smash, dan blok. untuk mengetahui kemampuan taktik bisa menggunakan observasi dan dilakukan oleh expert.
Hal terakhir dalam diagnisis awal bolavoli adalah ketersediaan sarana prasarana, mulai dari lapangan, net, bolavoli, serta sarana pendukung lainya. untuk bisa berprestasui secara maksimal sarana prasarana merupakan faktor pendukung utama yang harus diperhatikan. contoh konkritnya adalah rasio ketersedian bolavoli dengan jumlah atlit, seandainya jumlah atlitnya 20 orang, makan bola yg tersedia minimal 10. sehingga setiap atlit memperoleh kesempatan yg sama, selain itu juga terkait dengan volum dan intensitas latihan yg tercantum dalam prinsip2 latihan. 
Memperhatikan hal2 tersebut diatas, program latihan dapat disususn sesuai dengan target serta jangka waktu yg ditentukan, tentunya dengan adanya evaluasi pada setiap periode peningkatan kemampuan atlit. 

Rabu, 17 Juli 2013

Strategi Bolavoli

Strategi atau taktik segala adalah usaha mengalahkan lawan yg dilakukan dalam sebuah pertandingan, baik secara kelompok maupun beregu. Dalam bolavoli mengenal banyak istilah taktik. Yang utama adalah taktik menyerang dan taktik bertahan.
Penyerangan dalam bolavoli dimulai pada saat melakukan servis, sevis diharapkan bisa langsung memperoleh poin, sehingga servis harus benar-benar sempurna. Selanjutnya adalah smash, smash tidak harus keras dan menukik tajam, tapi tepat pada sasaran (pada ruang kosong dan tidak bisa dijangkau pemain lawan) hehehehe.
Pertahanan. Dalam bolavoli pertahanan dianggap hal kedua yg harus di pelajari, tapi sesungguhnya tidak demikian, sistem reli poin yang digunakan sekarang memaksa pertahanan adalah hal utama yg harus di perhatikan. pertahanan juga dapat membangkitkan daya tarik bagi para penggemar. Pertandingan yang seimbang antara tim yang mempunyai pertahan yang bagus terhadap serangan dari lawan akan menciptakan permainan panjang yang sangat menarik untuk ditonton. Begini analoginya, “setiap perolehan poin, tim mendapat kesempatan servis, servis harus baik, selanjutnya tim melakukan blok (bertahan). Blok yang baik bisa menggagalkan serangan lawan, sehingga tim dapat poin kembali. Jika servis dan blok sempurna, kita ga perlu melakukan smash akan memenangkan pertandingan.”
Sekarang kembali ke strategi, yang pertama disiapkan adalah formasi, ga hanya sepakbola yg ada formasinya, voli juga ada, intinya adalah 3-3, 3 pemain di depan dan tiga pemain di belakang. Yang perlu diketahui dalam bolavoli adalah mengenai definisi posisi: defini posisi dalam bolavoli adalah sebagai berikut:
Ø  posisi 1: posisi satu tidak boleh melebihi posisi 2 dan 6, serta tidak boleh melebihi garis samping kanan dan garis belakang.
Ø  posisi 2: posisi dua tidak boleh melebihi pemain posisi 1 dan 3, serta tidak boleh melebihi garis samping kanan dan garis tengah.
Ø  posisi 3: posisi tiga tidak boleh melebihi pemain posisi 2, 4 dan 6, serta tidak boleh melebihi garis tengah.
Ø  posisi 4: posisi empat tidak boleh melebihi pemain posisi 3 dan 5, serta tidak boleh melebihi garis samping kiri dan garis tengah.
Ø  posisi 5: posisi lima tidak boleh melebihi pemain posisi 4 dan 6, serta tidak boleh melebihi garis samping kanan dan garis belakang.
Ø  posisi 6: posisi enam tidak boleh melebihi pemain posisi 1, 3 dan 5, serta tidak boleh melebihi garis belakang.
Formasi umum dalam bolavoli adalah 4-2, 6-2, dan 5-1 adalah tiga macam formasi standar yang dikenal dalam permainan bolavoli.
Yang dimaksud dengan formasi 4-2 adalah, pada tim tersebut terdapat empat orang pemain yang akan berperan sebagai spiker, dan 2 orang lainnya akan berperan sebagai setter. Pada formasi ini, setter biasanya akan melakukan set dari posisi tengah depan lapangan. Meskipun demikian, kadang setter juga melakukan set dari posisi depan sebelah kanan lapangan. Dengan menggunakan formasi ini, maka sebuah tim akan selalu memiliki dua orang spiker pada bagian depan.
Pada formasi 6-2 ini, ke-6 pemain dapat berperan sebagai spiker. Dan pada saat yang sama, dua dari enam pemain tersebut juga dapat berperan sebagai setter. Intinya, formasi 6-2 ini sama dengan formasi 4-2, yaitu akan sama-sama memiliki 4 orang pemain yang berperan sebagai spiker dan 2 orang pemain sebagai setter. Perbedaannya, yang berperan sebagai setter pada formasi 6-2 ini adalah pemain yang berada pada barisan belakang. Pemain belakang akan masuk ke depan untuk menjadi setter.
Pada formasi 5-1, hanya ada satu orang pemain yang akan bertindak sebagai setter. Ketika setter berada di posisi depan (baris depan), makan tim tersebut akan memiliki 2 orang pemain yang akan berperan sebagai spiker. Sedangkan ketika setter berada di barisan belakang,maka tim tersebut akan memiliki 3 orang pemain yang akan berperan sebagai spiker.
Masuk ke situasi lapangan. Dalam bolavoli pasti ada yg dinamakan sebagai tosser atau pengumpan, spiker, dan libero. Jika kita mempunya materi pemain yang merata kemampuanya, ga akan jadi masalah dalam menempatkan setiap posisi pemain, dibutuhkan kebijakan yang berbeda saat materi tim tidak merata.
Dalam situasi tersebut di atas, menempatkan 3 pemain dengan kemampuan blok di atas rata2 sangat menguntukan, menilit sistem reli poin yang di gunakan. Pemain dengan kemampuan pasing baik ditempatkan pada posisi 3 belakang, selanjutnya bisa diganti menggunakan libero.
Dalam bolavoli biasanya mengenal sistem pemain spesialisasi, yaitu pemain spesial bola open, dan spesial bola cepat, atau bahkan pemain allraound. Hal itu bertujuan untuk melakukan serangan agar lebih bervariasi. Tapi menggunakan pemain keseluruhan allraoun cenderung lebih menguntungkan, karena sulit dibaca oleh tim lawan. Karena variasi2 yang dilakukan lebih banyak dan tidak monoton.
Dalam melakukan penyerangan juga harus memperhatikan pertahananya, contohnya defence smash harus bisa memperhatikan karakter blok lawan, jika blok lawan menutup makan defence smash harus rapat dengan spiker, jika blok membuka makan defence smash harus agak jauh. Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi bola hasil blok dari lawan.
Strategi pertahanan dimulai dari pertahanan servis, pertahanan servis sangat banyak ragamnya. Menurut Viera dan Ferguson (2000:97) pertahanan adalah membaca serangan lawan sehingga dapat mengetahui arah datangnya suatu smash. Sebuah smash yang keras memiliki kecepatan yang sangat tinggi, sehingga hanya membutuhkan waktu setengah detik untuk jatuh ke lantai.
Strategi pertahanan selanjutnya adalah untuk menghadapi smash dari lawan, disini yg perlu diperhatikan adalah sistem blok, menggunakan blok tunggal, berpasangan atau beregu. Serta formasi bertahan dibelakangnya, menggunakan sistem setengah lingkaran atau yg lainya. Semua yg dibahas di tas tentunya harus disesuaikan dengan karakter tim kita, serta melihat kondisi lawan yang dihadapi.

Minggu, 14 Juli 2013

Latihan Daya Tahan Bolavoli

Ketahanan otot merupakan kemampuan otot atau kelompok otot melakukan pekerjaan berulang-ulang dengan ketahanan yang moderat. Ketahanan otot ini sama dengan kekuatan otot dalam hal aktivitas yang dilakukan, hanya penekanannya saja yang berbeda. Aktivitas pembentukan kekuatan membutuhkan pembebanan otot yang sangat berat pada tingkat tertentu jika dibandingkan dengan aktivitas ketahanan. Aktivitas pembentukan ketahanan membutuhkan beban yang lebih sedikit tetapi dengan pengulangan yang bertambah. Untuk itu, ketahanan bisa dianggap sebagai kemampuan untuk melajutkan pada performa kekuatan. Melakukan sit-up, push-up, dan pull-up sebenarnya melakukan aktivitas ketahanan, meskipun pada setiap gerakan membutuhkan kekuatan. Ketiga aktivitas ini merupakan beberapa hal yang paling sering digunakan untuk mengukur ketahanan otot, dan menurut montoye (1970), mereka merupakan bagian dari tes yang paling bagus. Tetapi ada masalah berhubungan denga pull-up dikarenakan berat badan (pate et al, 1987). Seluruh berat tubuh harus diangkat, dan banyak atlet yang tidak mampu melakukan hal ini. Karena itu, tes pull-up yang telah dimodifikasi lebih sering digunakan.
Daya tahan akan selalu ada sepanjang kita melakukan aktifitas dengan tahapan yang teratur. Memenuhi tuntutan aktifitas degan dengan daya tahan otot secara periodik akan mengakibatkan kelelahan baik secara kekuatan maupun secara perhatian dalam upaya mencapai suatu ketrampilan.
Daya tahan otot dalam olahraga bolavoli diperlukan sepanjang pertandingan, mulai dari pasing, smash, blok dan servis. Pertandingan bolavoli yang bisa mencapai lima set sangat membutuhkan daya tahan otot yang baik.
Beban latihan yang harus dilaksanakan dalam latihan sebesar 30-50% dari 1 repetisi maksimal (RM). M – E short jumlah repetisinya adalah 10-30, M-E medium repetisi latihannya adalah 30-60 harus terus-menerus tidak boleh berhenti, M-E long repetisi latihan yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak terkadang sampai mencapai batas limit yang ditentukan yaitu sekitar 100-150.
Program daya tahan umum dapat dilakukan selama kurang lebih 45 menit. (Furqon 1996:10). Latiahan beban yang baik serta untuk hasil optimal, latihan dilakukan tiga kali tiap minggu. (Furqon 1996:10). Berikut adalah contoh program latihan beban untuk daya tahan otot dalam bolavoli.
Table 4.1 Program latihan daya tahan muscular
Pertemuan
Intensitas
set
Repetisi
Recavery
Irama
1
30% RM
2 set
25 kali
2 menit
Slow
2
32% RM
2 set
25 kali
2 menit
Slow
3
34% RM
2 set
25 kali
2 menit
Slow
4
32% RM
2 set
25 kali
2 menit
Slow
5
34% RM
2 set
25 kali
2 menit
Slow
6
36% RM
2 set
25 kali
2 menit
Slow
7
34% RM
2 set
25 kali
2 menit
Slow
8
36% RM
2 set
25 kali
2 menit
Slow

Intensitas dalam program latihan ini menggunakan beban awal 30% RM, set dan repetisi tidak berubah karena subjek merupakan atlet tingkat intermediet yang belum terlatih. Grafik program latihan sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik peningkatan beban latihan


Instrumen Tes Kemampuan Fisik

      Menurut Johnson dan Nelson (1969:1) “Tes adalah suatu bentuk dari suatu pertanyaan dan atau pengukuran, yang digunakan untuk memperkirakan ingatan dari sutau pengetahuan dan kemampuan, atau untuk mengukur kemampuan gerak di dalam aktifitas jasmani.” Kirkendal (1987) menyatakan bahwa, “tes adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang individu atau objek.”
Secara khusus tes yang digunakan adalah tes prestasi. Winarno (2007:61) menyatakan “tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian prestasi seseorang setelah mempelajari sesuatu.” Dalam hal ini tes prestasi yang dimaksudkan tes kemampuan fisik sehingga instrumen ini masuk kategori achievement test.
       Sugiyanto (1993:66), menyatakan bahwa “kriteria pengukuran dikatakan baik apabila memenuhi kriteria: instrumen pengukuran harus valid, reliabel, mudah diadministrasikan dan ada norma penilaiannya”.
a.       Kekuatan otot tungkai, leg dynamometer
Untuk mengetahui kekuatan otot tungkai dengan menggunakan tes leg dynamometer. Tujuan tes adalah untuk mengukur kekuatan kelompok extensor tungkai. Pelaksanaan tes : berdiri diatas tumpuan leg dynamometer, kedua lengan memegang bagian lengan tongkat, pegangan setinggi bagian kemaluan, sabuk pengaman dililitkan antara pinggang dengan kedua ujung tongkat pegangan. Gerakannya : tarik tungkai dengan kedua tangan bersamaan dengan meluruskan kedua lutut, pada akhir gerakan kedua lutut hampir lurus sepenuhnya.  Penilaian yaitu hasil yang dapat dicatat dari nilai tertinggi yang diperoleh selama melakukan tes sebanyak 2-3 kali. Hasil masing-masing testee dapat dibaca pada petunjuk yang berada di atas bantalan leg dynamometer.
b.      Kekuatan otot lengan. Pull and push dynamometer.
Tujuan: Untuk mengukur kekuatan otot tangan dalam menarik dan mendorong. Alat: pull and push dynamometer. Petugas: (1) pemandu tes dan (2) pencatat skor. Pelaksanaan: Testee berdiri tegak dengan kaki direnggangkan dan pandangan lurus ke depan. Tangan memegang pull & push dynamometer dengan kedua tangan di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu. Tarik alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat menarik atau mendorong, alat tidak boleh menempel pada dada, tangan dan siku tetap sejajar dengan bahu. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali. Penilaian: Skor kekuatan tarik atau kekuatan dorong terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kg. dengan tingkat ketelitian 0,5 kg.
c.       Daya tahan otot perut. AAHPERD Modifield Sit-ups (AAHPERD 1980)
Untuk memperoleh data daya tahan otot perut dilakukan dengan menggunakan instrumen tes sit-up, Nelson (1986:132). Testee harus menempelkan kedua lengan di depan dada dan melakukan sit-up dengan cara menyentuhkan siku kiri ke lutut kanan, dan siku kanan ke lutut kiri. Gerakan tersebut dilakukan sebanyak mungkin.
d.      Daya tahan otot lengan. Modifield Push-up
Untuk memperoleh data kekuatan otot perut dilakukan tes dengan menggunakan instrument push-up, Nelson (1986:139). Posisi awal: testee mengambil posisi tidur menelungkup dan menempatkan telapak tangan di lantai di bawah dada testee. Kedua tangan testee terletak di lantai di bawah kedua bahunya, siku dipertahankan atau dikunci dalam keadaan lengan diluruskan. Seluruh tubuh lurus, tidak ada bagian tubuh yang menyentuh lantai kecuali kedua tangan dan tumitnya. Kedua kaki diregangkan sejauh 30 cm. Pelaksanaan: Testee membengkokkan lengannya, badan diturunkan sampai dadanya dapat menyentuh tangan penghitung dan dorong kembali ke posisi awal. Tubuh harus tetap dipertahankan dengan lurus sepanjang melakukan gerakan. Testee melakukan kegiatan sebanyak mungkin tanpa harus berhenti.
e.       Daya tahan otot tungkai. Half squat jump test
Untuk mengetahui daya tahan otot tungkai dapat diketahui dengan tes squat jump, Nelson (1986:137), pelaksanaan: orang coba berada pada sikap jongkok dengan salah satu tumit kaki yang lainya berada di depan, sedangkan kedua tangan saling berkait diletakkan dibelakang kepala, pandangan ke depan. Orang coba lemompat ke atas sehingga tungkai lurus, lalu mendarat dengan berganti kaki ke depan dan ke belakang,dengan posisi setengah jongkok (half squat). Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan sikap kaki bergantian sampai orang coba tak dapat melompat lagi secara sempurna seperti ketentuan tersebut di atas.
f.       Power otot tungkai. Vertical Jump
Johnson dan Nelson (1986:219), untuk mengetahui power otot tungkai masing-masing testee yaitu dengan tes Vertical Jump. Tujuan tes adalah untuk mengukur power kaki melompat ke atas. Tingkatan usia untuk tes ini adalah individu yang berusia 6 tahun sampai usia perguruan tinggi. Tes ini baik dilakukan untuk laki-laki dan perempuan.
g.      Power otot lengan. Two Hand Medicine Ball Put
Untuk memperoleh data power otot lengan dengan cara atlet melakukan lempar bola medicine, yang dalam hal ini diganti dengan menggunakan bola basket. Caranya dengan menghitung jarak antara jatuhnya bola dengan tempat duduk atlet pada waktu melempar, dengan satuan meter. Setiap atlet melakukan dua kali kesempatan melempar bola, dan diambil yang terjauh dari hasil lemparanya. Nelson (1986:214).