Selasa, 02 Juli 2013

Latihan Beban Bolavoli


Bolavoli pertama kali diperkenalkan oleh William G. Morgan dari Amerika Serikat pada tahun 1855. Bolavoli masuk ke Indonesia pada tahun 1928, yang dibawa oleh bangsa Belanda. Bolavoli di Indonesia mulai dipertandingkan pada PON III tahun 1953 di Medan. Pada tanggal 22 Januari 1955, lahirlah organisasi bolavoli di Indonesia yaitu Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia (PBVSI), dengan ketuanya W. J. Latumeten. PBVSI di bawah anggota International Volley Ball Federation (IVBF). IVBF sendiri terbentuk pada tahun 1948 yang beranggotakan 15 negara.
Pada masa sekarang cabang olahraga bolavoli sangat populer di kalangan pelajar ataupun mahasiswa. Berbagai daerah di Indonesia telah banyak diadakan acara pertandingan bolavoli antar pelajar dan antar mahasiswa. Pertandingan antar pelajar dan mahasiswa tersebut merupakan ajang atau tempat adu bakat yang dimiliki oleh pelajar, khususnya dalam cabang olahraga bolavoli.
Tujuan lain diadakannya pertandingan bolavoli antar pelajar dan mahasiswa, yaitu untuk memupuk rasa persaudaraan dan persatuan diantara sesama, memperoleh pengalaman yang berharga, menjauhkan pelajar dan mahasiswa dari tindakan yang tidak berguna, sehingga diharapkan dengan adanya ajang pertandingan tersebut, siswa dapat mengisi waktu luang yang ada untuk kegiatan yang bermanfaat. Untuk pembinaan yang mengarah ke pengembangan prestasi diarahkan kepada siswa yang berminat pada satu atau beberapa cabang olahraga tertentu dan dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler, UKM pada mahasiswa maupun pada klub pembinaan bolavoli tingkat intermediet.
Permainan Bolavoli merupakan permainan beregu di atas lapangan berukuran panjang 18 m dan lebar 9 m, dibatasi oleh garis selebar 5 cm. Di tengah  lapangan ada garis sepanjang 9 m yang membelah lapangan menjadi 2 sama besar. Lurus di atasnya terdapat net, dengan tinggi untuk putra 2,43 m dan untuk putri 2,24 m. Terdapat dua regu yang saling berhadapan dan setiap regu terdapat 6 pemain, 3 pemain sebagai penyerang dan 3 lainnya sebagai bertahan. Viera, dkk. (2000:3-4). Permainan bolavoli maksimal berlangsung selama 5 set. Pada set I sampai dengan set IV,  bagi tim yang mengumpulkan poin 25 terlebih dahulu dengan minimal selisih 2 angka dinyatakan memenangkan set tersebut. Sedangkan pada set V tim dinyatakan menang bila telah mengumpulkan poin 15 terlebih dahulu dengan minimal selisih 2 angka. Suatu regu dinyatakan memenangkan pertandingan bila telah dapat memenangkan sebanyak 3 set terlebih dahulu. Setiap regu mendapatkan poin bila mampu memenangkan reli, baik melakukan servis maupun tidak (FIVB, 2005)
Berdasarkan ide dasar dan  peraturan permainan tersebut di atas, beberapa ahli berpendapat bahwa untuk mendukung penguasaan teknik, taktik dan kematangan bertanding diperlukan unsur-unsur fisik tertentu. Bertucci (1982:189) menyebutkan beberapa variabel fisik yang diperlukan dalam permainan bolavoli, yang meliputi explosive power, speed of movement, dan muscular endurance. Semua atribut fisik tersebut pada dasarnya tergantung pada kekuatan otot yang digunakan untuk menampilkan keterampilan yang terlibat. Dengan demikian, peningkatan kekuatan harus dapat meningkatkan keseluruhan atribut fisik tersebut.
Gerak yang mendominasi dalam permainan bolavoli adalah gerak meloncat dan melompat baik pada waktu menyerang dengan melakukan smesh maupun saat bertahan dengan cara melakukan blok. Untuk itu diperlukan lompatan dan raihan yang tinggi dari pemain agar dapat memukul dan mengarahkan bola ke daerah lawan dengan baik. Dengan loncatan yang tinggi diharapkan kedua lengan dapat melampaui bagian atas net atau bahkan dapat menjulur ke daerah lawan saat melakukan blok, sehingga sudut pukulan lawan menjadi terbatas. Kemampuan tersebut mengharuskan pemain memiliki power otot tungkai yang cukup besar. Disamping itu pemain juga perlu memiliki power otot lengan yang tinggi agar mampu melakukan smesh yang keras sehingga pemain lawan akan kesulitan membendung bola yang mengarah ke daerah permainannya. Keadaan tersebut sesuai dengan pendapat Mc Gown (1994:189) yang menyatakan bahwa “Explosive strengthis a vital volleyball players. They need it to jump their highest, hit their hardest, get to balls thst other player can’t. sedngkan Mc Gown (1994:87), menyatakan bahwa pemain bolavoli memerlukan pengembangan kekuatan untuk meningkatkan power, stabilitas persendian, daya tahan otot, dan mencegah cedera.
Permainan bolavoli sangat membutuhkan kekuatan dan power otot, selain itu dalam permainan bolavoli juga diperlukan kecepatan dan kelincahan. Kecepatan merupakan salah satu komponen fisik yang penting dalam permainan bolavoli, hal ini disebabkan karena sebagian besar gerak atlet selama permainan berlangsung selalu berpindah-pindah tempat, lari, merespon rangsang yang datang, dan mengubah arah secara cepat. Meskipun kecepatan kontraksi otot atlet lebih dominan ditentukan oleh faktor genetik, akan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui latihan explosive strenght, latihan teknik gerak yang efisien dan melalui latihan kecepatan. Bompa (2000:63) menyatakan bahwa kecepatan mencakup tiga elemen, yaitu waktu reaksi, waktu gerak, dan kecepatan lari. Oleh karena itu dalam melatih kecepatan perlu memperhatikan ketiga elemen tersebut.
Bompa (2000:197), menyatakan bahwa dalam menyusun program latihan jangka panjang untuk atlet usia 16-18 tahun, unsur-unsur fisik yang perlu dilatih yaitu kordinasi yang bersifat kompleks, fleksibilitas khusus, kecepatan memutar dan mengubah arah, kecepatan reaksi, daya tahan otot, power, daya tahan aerobik, dan daya tahan anaerobik. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka komponen-komponen fisik dalam permainan bolavoli yang diteliti dalam penelian ini mencakup kekuatan otot tungkai,  kekuatan otot lengan, daya tahan otot lengan, daya tahan otot tungkai, daya tahan otot perut, power otot tungkai dan power otot lengan.

1 komentar: