Bolavoli pertama kali
diperkenalkan oleh William G. Morgan dari Amerika Serikat pada tahun 1855.
Bolavoli masuk ke Indonesia pada tahun 1928, yang dibawa oleh bangsa Belanda. Bolavoli
di Indonesia mulai dipertandingkan pada PON III tahun 1953 di Medan. Pada
tanggal 22 Januari 1955, lahirlah organisasi bolavoli di Indonesia yaitu
Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia (PBVSI), dengan ketuanya W. J. Latumeten.
PBVSI di bawah anggota International Volley Ball Federation (IVBF). IVBF sendiri terbentuk pada tahun 1948
yang beranggotakan 15 negara.
Pada masa sekarang cabang
olahraga bolavoli sangat populer di kalangan pelajar ataupun mahasiswa. Berbagai daerah di Indonesia telah banyak diadakan acara pertandingan
bolavoli antar pelajar dan antar mahasiswa. Pertandingan antar pelajar dan mahasiswa tersebut merupakan
ajang atau tempat adu bakat yang dimiliki oleh pelajar, khususnya dalam cabang olahraga bolavoli.
Tujuan lain diadakannya
pertandingan bolavoli antar pelajar dan mahasiswa, yaitu untuk memupuk rasa persaudaraan dan persatuan diantara
sesama, memperoleh pengalaman yang berharga, menjauhkan pelajar dan mahasiswa dari tindakan yang
tidak berguna, sehingga diharapkan dengan adanya ajang pertandingan tersebut,
siswa dapat mengisi waktu luang yang ada untuk kegiatan yang bermanfaat. Untuk
pembinaan yang mengarah ke pengembangan prestasi diarahkan kepada siswa yang
berminat pada satu atau beberapa cabang olahraga tertentu dan dapat dilakukan
dalam kegiatan ekstrakurikuler, UKM pada mahasiswa maupun pada klub pembinaan bolavoli tingkat intermediet.
Permainan Bolavoli merupakan permainan
beregu di atas lapangan berukuran panjang 18 m dan lebar 9 m, dibatasi oleh
garis selebar 5 cm. Di tengah lapangan
ada garis sepanjang 9 m yang membelah lapangan menjadi 2 sama besar. Lurus di
atasnya terdapat net, dengan tinggi untuk putra 2,43 m dan untuk putri 2,24 m.
Terdapat dua regu yang saling berhadapan dan setiap regu terdapat 6 pemain, 3
pemain sebagai penyerang dan 3 lainnya sebagai bertahan. Viera, dkk. (2000:3-4).
Permainan
bolavoli maksimal berlangsung selama 5 set. Pada set I sampai dengan set IV, bagi tim yang mengumpulkan poin 25 terlebih dahulu
dengan minimal selisih 2 angka dinyatakan memenangkan set tersebut. Sedangkan
pada set V tim dinyatakan menang bila telah mengumpulkan poin 15 terlebih
dahulu dengan minimal selisih 2 angka. Suatu regu dinyatakan memenangkan
pertandingan bila telah dapat memenangkan sebanyak 3 set terlebih dahulu.
Setiap regu mendapatkan poin bila mampu memenangkan reli, baik melakukan servis
maupun tidak (FIVB, 2005)
Berdasarkan ide dasar dan peraturan permainan tersebut di atas, beberapa
ahli berpendapat bahwa untuk mendukung penguasaan teknik, taktik dan kematangan
bertanding diperlukan unsur-unsur fisik tertentu. Bertucci (1982:189) menyebutkan beberapa variabel
fisik yang diperlukan dalam permainan bolavoli, yang meliputi explosive power, speed of movement, dan muscular endurance. Semua atribut fisik
tersebut pada dasarnya tergantung pada kekuatan otot yang digunakan untuk menampilkan
keterampilan yang terlibat. Dengan demikian, peningkatan kekuatan harus dapat
meningkatkan keseluruhan atribut fisik tersebut.
Gerak yang mendominasi dalam
permainan bolavoli adalah gerak meloncat dan melompat baik pada waktu menyerang
dengan melakukan smesh
maupun saat bertahan dengan cara melakukan blok. Untuk itu diperlukan lompatan
dan raihan yang tinggi dari pemain agar dapat memukul dan mengarahkan bola ke
daerah lawan dengan baik. Dengan loncatan yang tinggi diharapkan kedua lengan
dapat melampaui bagian atas net atau bahkan dapat menjulur ke daerah lawan saat
melakukan blok, sehingga sudut pukulan lawan menjadi terbatas. Kemampuan
tersebut mengharuskan pemain memiliki power otot tungkai yang cukup besar.
Disamping itu pemain juga perlu memiliki power otot lengan yang tinggi agar
mampu melakukan smesh yang keras
sehingga pemain lawan akan kesulitan membendung bola yang mengarah ke daerah
permainannya. Keadaan tersebut sesuai dengan pendapat Mc Gown (1994:189) yang menyatakan bahwa “Explosive strengthis a vital volleyball
players. They need it to jump their
highest, hit their hardest, get to balls thst other player can’t. sedngkan
Mc Gown (1994:87), menyatakan bahwa
pemain bolavoli memerlukan pengembangan kekuatan untuk meningkatkan power,
stabilitas persendian, daya tahan otot, dan mencegah cedera.
Permainan bolavoli sangat
membutuhkan kekuatan dan power otot, selain itu dalam permainan bolavoli juga
diperlukan kecepatan dan kelincahan. Kecepatan merupakan salah satu komponen
fisik yang penting dalam permainan bolavoli, hal ini disebabkan karena sebagian
besar gerak atlet selama permainan berlangsung selalu berpindah-pindah tempat,
lari, merespon rangsang yang datang, dan mengubah arah secara cepat. Meskipun
kecepatan kontraksi otot atlet lebih dominan ditentukan oleh faktor genetik,
akan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui latihan explosive strenght, latihan teknik gerak yang efisien dan melalui
latihan kecepatan. Bompa (2000:63)
menyatakan bahwa kecepatan mencakup tiga elemen, yaitu waktu reaksi, waktu
gerak, dan kecepatan lari. Oleh karena itu dalam melatih kecepatan perlu
memperhatikan ketiga elemen tersebut.
Bompa (2000:197), menyatakan bahwa dalam
menyusun program latihan jangka panjang untuk atlet usia 16-18 tahun, unsur-unsur
fisik yang perlu dilatih yaitu kordinasi yang bersifat kompleks, fleksibilitas
khusus, kecepatan memutar dan mengubah arah, kecepatan reaksi, daya tahan otot,
power, daya tahan aerobik, dan daya tahan anaerobik. Berdasarkan uraian tersebut di
atas maka komponen-komponen fisik dalam permainan bolavoli yang diteliti dalam
penelian ini mencakup kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, daya tahan otot lengan,
daya tahan otot tungkai, daya tahan otot perut, power otot tungkai dan power
otot lengan.
dimnakah tempat latihan bola voli di medan
BalasHapus